Rotan Alam

Anyaman Rotan

Selain manfaat yang telah dijelaskan, hasil hutan bukan kayu ini juga bermanfaat dalam penyerapan tenaga kerja dan peningkatan masyarakat sekitar hutan melalui sektor pemanfaatan rotan. Tumbuhan ini juga menjadi naungan dan habitat bagi serangga, seperti semut hutan yang hidup disekitar rotan dan terlindungi oleh daun dan durinya.
Budidaya

Penanaman rotan secara komersial telah dilakukan di Indonesia dan kawasan lain di Asia Tenggara. Peluang bisnis ini cukup menjanjikan, batang bergaris tengah besar dengan kualitas baik dari C. manan, dan batang bergaris tengah kecil dari C. trachycoleus mampu tumbuh lebih dari enam meter per tahun.

Untuk mendapatkan rotan dengan kualitas baik, maka penanaman dilakukan dibawah pohon pelindung, seperti di kawasan hutan tebangan, hutan sekunder, perkebunan buah dan perkebunan karet. Adanya budidaya juga bermanfaat untuk melindungi satwa liar, seperti orangutan yang menjadikan perkebunan rotan sebagai habitat tertinggi di Kalimantan.

Budidaya rotan dapat dilakukan secara generatif melalui biji, maupun perbanyakan secara vegetatif melalui pucuk daun, akar dan batang. Berikut ini adalah cara lengkap menanaman rotan beserta penjelasannya, yaitu:
1. Pengadaan Biji

Buah rotan yang masak umumnya berwarna hijau kekuning-kuningan, kemerah-merahan, atau cokelat kehitaman tergantung dari jenisnya. Biji yang telah tua berwarna cokelat dan kehitaman dan sifatnya keras.

Biasanya disekitar pohon induk akan ditemukan sisa kulit buah yang berguguran. Musim buah terjadi pada awal musim kemarau, namun pada beberapa jenis rotan waktu pembuahan dapat berbeda-beda.

Buah dapat dikumpulkan dengan cara dipetik kemudian dimasukkan ke dalam karung goni basah. Buah kemudian direndam dengan kulit dan daging buah yang telah membusuk. Biji atau benih rotan dapat disimpan dalam jangkawa waktu panjang, akan tetapi sebainya langsung disemai pada bedeng tabur atau kantong plastik yang diisi media tanam.
2. Persiapan Semai

Lahan tanam untuk persemaian benih rotan yang sesuai seperti lahan datar atau miring dengan derajat kemiringan maksimal 5%, bebas genangan air, bebas hama dan penyakit, serta dekat dengan sumber air.
3. Pembibitan

Biji rotan dapat dikecambahkan di dalam keranjang serta disimpan ditempat lembab dengan penyiraman rutin setiap harus. Kecambah yang telah berumur 1 bulan dapat ditanam pada bedeng dengan jarak 20 cm x 20 cm.

Selain itu, perkecambahan juga dapat dilakukan pada bendengan penaburan. Biji jenis rotan besar seperti rotan manau ditanam pada larikan dengan jarak 2 cm x 4 cm, sedangkan jenis biji kecil seperti rotan sege atau irit jarak tanamnya lebih rapat.
baca juga: Ikan Marlin – Ciri, Morfologi, Habitat, Sebaran, Jenis dan Karakteristik

Biji yang telah berkecambah dan sebelum daun pertama mengembang maka dapat dipindah ke dalam polybag yang bagian bawahnya berlubang serta disiram terlebih dahulu. Kantong plastik ini kemudian ditempatkan pada bedeng sapih di tempat yang teduh dan dirawat hingga umur 6 sampai 12 bulan.
4. Penanaman

Penanaman yang baik umumnya dilakukan pada awal musim hujan sehingga memperoleh curah hujan cukup dan merata. Tanamlah pada waktu pagi hari, sore hari atau ketika cuaca berawan dan mendung.
5. Pemeliharaan

Agar hasil panen rotan sukses, diperlukan kegiatan penyiangan, penyulaman, perlindungan dari hama dan penyakit serta perlindungan dari kebakaran hutan.

Penyiangan dilakukan setiap 3 bulan hingga tanaman berusia 3 tahun. Penyulaman dilakukan pada lahan yang persentase tumbuhnya dibawah syarat batas minimal. Umumnya dikerjakan ketika musim hujan dengan menggunakan bibit yang ada telah disemai.

Jenis-jenis rotan seperti manau, sega dan irit lebih rentan terhadap serangan hama, larva kumbang, belalang, jamur dan ulat. Sehingga perlu diberikan pestisida untuk mencegah serangan hama penyakit tersebut.

Untuk menghindarkan rotan dari kebakaran lahan, maka dapat dibuat jalur kuning yang dikombinasikan dengan jalur hijau. Selain itu, juga dapat dibuat menara api di tempat tinggi dan strategis dengan perlengkapan pemadam serta alat komunikasi.
6. Pemanenan

Rotan yang telah memasuki masa panen dapat ditebang dengan memilih mana yang telah masak dan berkualitas baik. Alat yang digunakan adalah parang atau kampang dengan waktu panen sekitar jam 8 pagi hingga 3 sore.
Perdagangan Rotan

Pada tahun 1994, Indonesia merupakan negara produsen rotan terbesar di dunia. Hutan-hutan di Indonesia memiliki 56% dari seluruh jenis rotan dunia, yakni berjumlah 306 jenis. Peluang produksi rotan di Indonesia pada masa itu sekitar 600 ribu ton per tahun yang dihasilkan dari hutan rotan seluas 10 juta hektar yang tersebar di seluruh nusantara, terutama wilayah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Meski ekspor rotan mengalami penurunan harga dibanding hasil furniture lain, saat ini Indonesia masih mengekspornya dalam bentuk mentah maupun setengah jadi. Indonesia juga berupaya memproduksi produk dari bahan baku rotan karena investasi atau yang diperlukan tidak terlalu tinggi. Hal ini didukung oleh stok bahan mentah yang melimpah, serta potensi tenaga kerja yang mendukung.

Penurunan industri furniture rotan di Indonesia sempat mengalami penurunan pada tahun 2007 dan menyebabkan pengusaha gulung tikar. Misalnya penurunan produksi pabrik rotan di Cirebon dan Surabaya. Penyebab penurunan tersebut adalah sulitnya memperoleh bahan baku berkualitas dan ketertinggalan oleh produsen dari negara lain.
Rotan dan Furniture

Bagian rotan yang paling bernilai tinggi terletak pada batangnya. Batang yang telah mengalami proses pengolahan dimanfaatkan sebagai bahan baku furniture. Rotan memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan kayu, yakni lebih ringan, kuat, elastis, mudah dibentuk dan murah. Akan tetapi, rotan juga memiliki kelemahan, yakni mudah terserang kutu bubuk pin hole dan jamur blue Stain.

Oleh sebab itu, perlakuan tambahan harus diberikan agar rotan menjadi awet, yakni dengan cara pemasakan dengan minyak tanah atau pengasapan dengan belerang menyesuaikan ukuran batang.

Beberapa jenis rotan yang dapati digunakan untuk produksi kursi, meja, almari, rak, dan sebagainya adalah jenis Manau, Batang, Tohiti, Mandola, Tabu-Tabu, Suti, Sega, Lambang, Blubuk, Jawa, Pahit, Kubu, Lacak, Slimit, Cacing, Semambu, dan Pulut.

Anyaman rotan atau tikar adalah salah satu produk rotan yang bernilai ekonomi tinggi, semakin halus dan tipis anyaman maka harganya akan semakin mahal. Biasanya produk ini disukai oleh penggemar barang antik, serta digunakan untuk penahan sinar matahari pada jendela maupun pintu rumah.
Kebijakan Perlindungan

Sebelum kebijakan ekspor rotan diberlakukan pada tahun 1986, banyak batang yang dipanen secara komersial untuk dikirim ke Singapura, Hongkong, Jepang, Amerika serta negara-negara kawasan Eropa. Ketika itu, Indonesia merupakan negara penghasil rotan terbesar dunia, meskipun industri pengolahan nasional belum berkembang.

Kemudian, setelah dikeluarkannya SK Menteri Perdagangan No. 274/KP/X/1986 tentang larangan ekspor bahan baku rotan, industri pengolahan rotan nasional mengalami perkembangan pesat, dari 20 perusahaan menjadi 300 perusahaan.

Pembatasan ekspor dari Indonesia ke pasar dunia memberikan dampak negatif terhadap negara-negara penghasil rotan yang tidak memiliki pengawasan. Akibatnya, negara-negara tersebut kehilangan cadangan hutan dari alam.

Contohnya adalah industri pengolahan rotan di Taiwan dan Eropa mengandalkan pasokan bahan baku dari Indonesia banyak yang mengalami kebangkrutan dan mengalihkan usahanya ke Indonesia, khususnya di daerah Cirebon.

Dalam perkembangan selanjutnya, larangan ekspor bahan baku rotan dibuka kembali pada tahun 2005, yaitu dengan dikeluarkannya SK Menteri Perdagangan No. 12/M-DAG/PER/6/2005 tentang Ketentuan Ekspor Rotan. Surat keputusan ini memberi hambatan terhadap industri pengolahan nasional.

Dampaknya adalah pengangguran meningkat, kredit macet, berkurangnya perolehan devisa dan menurunnya kontribusi industri pengolahan rotan nasional dalam pembentukan PDB. Sebaliknya, negara-negara pesaing seperti China, Taiwan dan Italia kembali mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan beberapa tindakan yaitu:

Meningkatkan kemampuan market intelligence, serta mengoptimalkan fungsi Atperindag dan perwakilan diplomatik, aktif mengikuti pameran produk rotan di luar negeri.
Peninjauan ulang terhadap Ketentuan Ekspor Rotan dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 12/M-DAG/PER/6/2005,untuk menjamin keberlanjutan pasokan bahan baku rotan di dalam negeri, serta meningkatkan daya saing produk barang jadi di luar negeri.

Pada tahun 2007, pernah terselenggara Pameran Produk Furniture Rotan dan Kerajinan Rotan di Indonesia sebagai upaya memperkenalkan, promosi dan pemasaran hasil produksi dan desain ke dunia internasional. Pameran tersebut diikuti oleh berbagai produsen di Indonesia yang tergabung dalam ASMIN dan AMKRI demi bangkit dan berkembangnya industri furniture rotan tanah air.

SKU: 18555a9e36db Categories: ,

SEO Powered By SEOPressor
×

Hello ! How Can i Help You ? 

Sedang cari apa nih? Tanyakan ke admin ya, nanti admin bantu carikan. Tapi, tunggu sebentar karena ada beberapa pesan yang harus admin balas terlebih dahulu, Untuk melihat Produk Terbaru Kami :  Please Klik Disini atau klik salah satu bantuan di bawah untuk mengobrol di WhatsApp, Telegram atau mengirim email ke : hamdanrotanjepara@gmail.com

× LIVE CHAT